Welcome To MyNevata

A blog developed for sharing and backups, please have a look at my blog :)

I wanted to create more colourful blog

maybe i just bored with a cool theme, so i trying to make it more colourful by adding Anime theme on this blog :)

A Colourful Blog

well, another reason i choose Anime theme is beacause i love Anime :o

It is My Decission

maybe some of you dislike my idea of this theme, but i still hold on my will :v

Copyrights (C) 2014-2017 by HendraTodo

if you have any problem please tell me trough the SocMed icon on this blog or inside comment box :)

Sunshine!!

Sunshine!!

Wednesday, August 13, 2014

Sejarah Geografi dan Geografi di Indonesia

Sejarah Geografi


Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.

Pada Jaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama jaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detil yang lebih

akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.

Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar jaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.

Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.

Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.

Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah “iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas” dan “banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas”. Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).

Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.

Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut “kadet angkasa”, menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika – terutama statistika – sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat. Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis

adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.

Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subyek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).

Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan “lokasi pada ruang.” Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

Geografer menggunakan empat pendekatan:

1.  Sistematis – Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global.
2.  Regional – Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
3.  Deskriptif – Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
4.  Analitis – Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.

Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.

Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.

Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.

Kalau kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji:
1. bumi sebagai tempat tinggal;
2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);
3. dimensi ruang dan dimensi historis; dan
4. pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).

Sejarah Geografi di Indonesia 


Geografi di Indonesia sudah dikenal sejak zaman pendudukan Belanda yang dibawa masuk oleh para ilmuwan Belanda yang melakukan studi/ kajian tentang Hindia Belanda. Istilah Geograf iyang dipergunakan adalah Aardrijskunde, sama seperti yang dinegeri Belanda. Pada awalnya, perkembangan Geografi mengikuti perkembangan ilmu Geografi di negeri Belanda dan terus semakin pesat seiring dengan semakin banyaknya ilmuwan Geografi Belanda yang melakukan studi di Indonesia. Penggunaan istilah Aardrijskunde di sekolah-sekolah Indonesia cukup lama dan berakhir ketika Belanda meninggalkan Indonesia dan digantikan oleh Jepang. Ketika Jepang menduduki Indonesia dan dengan semangat Asianya penggunaan istilah Aardrijskunde diganti dengan istilah yang sesuai dengan bahasa setempat. Ilmuwan Indonesia, seperti Adinegoro dan Adam Bachtiarmenyelaraskan istilah tersebut dengan Ilmu Bumi. Istilah ini dipergunakan di sekolah-sekolah cukup lama, bahkan hingga sekarang istilah Ilmu Bumi untuk Geografi masih banyak dikenal. Penggunaan istilah dan pengertian sebenarnya tentang Geografi baru dimulai pada tahun 1955 setelah terdapat Perguruan Tinggi dan kader-kader bangsa Indonesia mengembangkan ilmu tersebut. Setelah diadakan Seminar Geografi di Semarang pada tahun 1972 diperoleh keseragaman dalam mengisi dan menggunakan Geografi sebagai ilmu tata ruang, sedangkan terjemahan Ilmu Bumi lebih tepat untuk kata Geologi, karena Geo berarti Bumi dan Logos (logi) berarti Ilmu.

Geografi Politik dan Geopolitik


Geografi Politik pertama kali dikemukakan oleh Friederich Ratzel yang melihat adanya hubungan antara lingkungan alam dengan manusia penghuninya. Pada bukunya yang berjudul Politische Geographie (1897), Ratzel mengemukakan adanyahubungan faktor fisis Geografis dengan ras-ras yang terdapat dimasing-masing negeri. Menurut Ratzel, bentuk pemerintahan negara ditentukan pula oleh alam. Hal ini menunjukkan bahwa Geografi Politik yang dikemukakan oleh Ratzel dasar pemikirannya adalah fisis determinis. Pemikiran tersebut didukung oleh pemikir-pemikir Jerman yang berpendapat bahwa Geografi Politik perlu dikembangkan untuk diambil manfaatnya bangi kepentingan Negara dan bangsa. Pemikiran tersebut muncul saat Jerman kalah pada perang dunia pertama. Otto Maul, pada tahun 1925 menerbitkan buku yang berjudul Politische Geographie. Ia mengungkapkan bahwa “Geografi politik adalah ajaran mengenai bentang alam sebagai ruang hidup politik (Politische labensraum)”. Geografi Politk menurutnya, adalah studi tentang bentang alam di mana kehidupan negara berlangsung. Berkenaan dengan hal tersebut, Maull mengungkapkan bahwa pembentukan negara adalah suatu fungsi bentang alam dan setiap negara harus berupaya untuk tumbuh di dalma bentuk sebagaimana ditunjukkan oleh bentang alam. Karenanya batas negara mempunyai kecenderungan tepat bersama bentang alam.

Richard Hennig, seorang profesor di Berlin berpendapat,sesungguhnya yang dipelajari oleh Geografi Politik adalah bentang alam di mana kehidupan negara berlangsung, namun ilmu tersebut adalah statis. Sehingga, menurutnya harus ada ilmu tentangbentang alam yang sifatnya dinamis, yaitu Geopolitik. Geopolitik adalah ajaran tentang kekuatan-kekuatan politik di dalam keterkaitan kepada bumi. Berkenaan dengan kondisi tersebut, padatahun 1928, Hennig menyusun buku pegangan yang berjudul Geopolitik, die Lehre von staat als Lebewesen (ajaran tentang negara sebagai mahluk hidup). Menurut pendapatnya, Geografi mempelajari ruang hidup dengan segala sifat-sifatnya dan kecenderungan untuk pertumbuhannya menuju batas. Geopolitik mempelajari untuk penerapannya di masa mendatang sehubungan dengan hasil yang di dapat dari studi yang dilakukan oleh Geografi politik. Dengan singkat kata dapat diuraikan bahwa Geopolitik adalah penerapan dari ajaran Geografi Politik.Karl Haushofer, Erich Obst, Herman Lautensach, dan OttoMaull pada tahun 1928 secara bersama menyusun buku petunjuk, yaitu Bausteine zur Geopolitik (Dasar-dasar Geopolitik). Pada buku tersebut Haushofer mengemukakan, bahwa geopolitik adalah ilmu ketatanegaraan yang bekerjasama dengan Geografi. Geopolitik adalah pemikiran Geografi dari negara. Data teritorial merupakan titik tolak untuk menelaah terbentuknya wilayah negara beserta isinya oleh pertarungan kekuatan politik yang ada. Geopolitik adalah dinamis, ia mempelajari gejala-gejala politik di dalam kegiatan ruang, di dalam perjuangan maupun di dalam penataanya. Menurutnya, inti ajaran Geopolitik, adalah :
1. Negara adalah Organisme
2. Sebagaimana setiap organisme, ia tunduk kepada setiap hukumalam.
3. Hukum-hukum alam ditunjukkan dan diletakkan oleh bentangalam.

Menurut Hennig, negara sebagai suatu organisme tidakberbeda dengan manusia. Ia tumbuh dari bayi menjadi kanak-kanak, kemudian menjadi dewasa untuk selanjutnya menjadi tua. Pada waktu negara masih muda ia tumbuh lambat, tetapi kemudian setelah mencapai dewasa ia memperoleh rangsangan kekuatanuntuk memperluas wilayahnya dan melakukan kolonisasi(menduduki wilayah negara lain). Perbedaannya dengan manusia, bila negara sudah mencapai umur lanjut ia harus berusahameremajakan kembali jangan sampai mati.

Schmidt dan Haack, dua orang Jerman yang pada tahun 1929 telah  membuat Geopolitischen Typenatlas. Mereka telah memberikan gambaran ke arah mana batas-batas suatu Negara dapat tumbuh menurut bentang alam. Berkenaan dengan bentangalam, Maull menambahkan bahwa ilmu dasar untuk geografi fisik adalah geomorfologi dan bagi geopolitik, geomorfologi merupakan ilmu dasar untuk memberi batas dan pertumbuhan negara-negara. James Fairgrieve, seorang Inggris pada tahun 1930mengkonstatir bahwa perluasan kekuasaan Kerajaan Romawi padasaat kejayaannya, batasnya di bagian utara letak bersamaandengan isoterm 0oC dari bulan terdingin. Menilik inti ajaran Geopolitik yang menganggap Negara sebagai sebuah organisme, dari segi pemikiran geografi merupakan bentuk kekeliruan. Apalagi memperluas batas negara dengan anggapan telah ditentukan oleh hukum alam merupakan pandangan ekspansionis. Dalam kenyataannya, banyak batasnegara yang sama dengan batas alam, namun kondisi tersebut terjadi karena adanya bentuk persetujuan di antara negara-negara tersebut, bukan ditentukan atau ditunjukkan oleh alam.Inti ajaran Geopolitik dari segi metoda keilmuan merupakan ilmu terselubung dan merupakan hasil pemikiran beberapa pemikir Jerman yang berpandangan ekspansionis.

Geografi Terapan


Seperti ilmu-ilmu lain, Geografi mempunyai kegunaan praktisyang dapat memberikan sumbangan kepada berbagai lapangan kehidupan. Teori Geografi dan hasil penelitiannya dapat dipergunakan untuk mengembangkan lapangan kehidupan yang sudah ada maupun untuk pengembangan yang baru, terutamayang berhubungan dengan perencanaan dan pemanfaatan ruang bumi, seperti pemakaian lahan untuk pertanian, penempatan industri, pembangunan permukiman dan perkotaan serta rekonversi daerah. Pengorganisasian ruang bumi secara rasional dan berdayaguna merupakan bidang kerja geografi yang disebut Geografi Terapan (applied geography; angewandtete geographie; geographie applique). Perkembangan Geografi terapan dimulai di Inggris pada tahun1942 yang dipelopori oleh Dudley Stamp dalam mereorganisasi lahan pertanian di Inggris untuk tetap dapat melakukan perlawanan dan memenangkan peperangan melawan Nazi Jerman. Setelah Perang Dunia ke dua berakhir, keberadaan Geografi terapan semakin dirasakan pentingnya untuk dimanfaatkan dalam pembangunan kembal Eropa setelah porak poranda akibat perang. Berbagai lembaga perencanaan, baik pemerintah maupun swasta didirikan di berbagai negara Eropa. Pada perkembangan berikutnya, pendirian lembaga-lembaga perencanaan juga dilakukan di Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, dan Australia. Pada Kongres Geografi Internasional di Stockholm pada tahun1960 disepakati resolusi yang meminta setiap anggota nasional pada saat Kongres Geografi Internasional di London tahun 1964 menyampaikan laporan tentang Geografi Terapan, khususnya berkenaan dengan :
1. Isi dan kejelasan cakupan Geografi terapan serta manfaat yang bisa diberikannya dalam pengaturan tata ruang dan perkembangannya.
2. Inventaris lingkup pekerjaan yang memanfaatkan Geografi terapan.
3. Bagian pengajaran sebagai kelengkapan universitas yang mempersiapkan tenaga kerja




Dewasa ini, pemanfaatan Geografi terapan sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam proses pembangunan diseluruh dunia. Kondisi ini menunjukkan bahwa Geografi merupakan ilmu yang penting bagi kehidupan umat manusia dalam mengelola dan memanfaatkan ruang di muka bumi sehingga ruang tersebut memberi nilai tambah bagi kehidupan umat manusia.

 
Fell too Deep?
Need a Hand?