Welcome To MyNevata

A blog developed for sharing and backups, please have a look at my blog :)

I wanted to create more colourful blog

maybe i just bored with a cool theme, so i trying to make it more colourful by adding Anime theme on this blog :)

A Colourful Blog

well, another reason i choose Anime theme is beacause i love Anime :o

It is My Decission

maybe some of you dislike my idea of this theme, but i still hold on my will :v

Copyrights (C) 2014-2017 by HendraTodo

if you have any problem please tell me trough the SocMed icon on this blog or inside comment box :)

Sunshine!!

Sunshine!!

Saturday, August 31, 2013

Kisah Bos Pindad Bangkitkan Industri Persenjataan Dalam Negri

http://images.detik.com/content/2013/04/22/1036/cam00374.jpgBandung - Adik A. Soedarsono menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad (Persero) sejak tahun 2007. Di awal karirnya sebagai Dirut, pria lulusan S3 Engineering Management University of Missouri Amerika Serikat (AS) ini memprioritaskan membangun kepercayaan para pelanggan Pindad dengan menyelesaikan order-order yang telah diterima.

Saat itu, Pindad sedang mengembangkan Panser Anoa 6X6 pesanan Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) untuk TNI. Setelah proses itu dilalui, akhirnya timbul kepercayaan terhadap keandalan pelayanan dan produk dari Pindad.

Kemudian berlanjut pada order senjata, amunisi dan kendaraan tempur yang terus melonjak. Apalagi dengan munculnya kebijakan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2010 tentang prioritas pemenuhan industri pertahanan yang harus dipenuhi dari dalam negeri terlebih dahulu.

Setelah menerima banyak order, sekarang dirinya bersama jajaran manajemen tengah melakukan perbaikan tata kelola dan revitalisasi pabrik.

“Saya baru 2 tahun mau beresin pabrik. Bangun bangunan baru, mesin baru. Bagaimana mengendalikan material lebih tepat. Itu kan butuh waktu. Ini sedang running,” tutur Andik kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).

Langkah ini dilakukan, agar Pindad, setelah ia berhenti menjadi Dirut, siap menjadi pemasok industri senjata dan kendaraan militer kelas dunia.

“Nanti saya akan bicara bagaimana mensuplai TNI AD, AD Singapura, AD Amerika. Itu sudah nggak mikiran bengkel. Bengkel apapun, itu pun siap. Sekarang belum karena masih ngelap-ngelap pabrik,” tambahnya.

Secara potensi, Pindad mampu membuat berbagai produk unggulan untuk keperluan militer dan non militer. Namun, potensi tersebut belum dipergunakan secara optimal. Adik juga menambahkan, pihaknya sekarang mengalami gap antara karyawan usia muda dan tua. Hal ini terjadi, pasca krisis ekonomi 1998 yang membuat penerimaan karyawan terhenti.

“Ini baru 3 tahun terakhir saya rekruit. Itu ada 11 tahun gap kekosongan. Pasca masa sulit abis krismon tahun 1998. Kita nggak rekrut sampai 2009. Itu baru rekruit,” tegasnya.

Dirut yang berasal dari PNS BPPT ini mengaku, mulai tahun ini, memberlakukan pembedaan sistem gaji dan bonus. Hal ini dilakukan untuk mendorong sekitar 4.000 karyawan Pindad agar bekerja lebih tekun dan inovatif.

“Kayak membedakan gaji, baru dimulai pada 2013. Dulu pukul rata saja,” terangnya.

Di 2013 ini, Pindad menargetkan bisa memperoleh order atau penjualan hingga mencapai Rp 2 triliun. Sekitar Rp 1,5 triliun, diroyeksikan disumbang dari TNI. Meskipun order yang diterima Pindad terbilang tinggi, potensi yang dimiliki Pindad jauh lebih besar.

Tim dari Pindad pun siap untuk diajak diskusi untuk pengembangan dan pemenuhan peralatan militer terbaru yang diperlukan TNI.

“Dengan Pindad melayani TNI saja bisa makmur. Kalau Polri kecil belanjanya,” tegasnya.

Pindad Pamerkan Senjata Sniper hingga Panser

http://images.detik.com/content/2013/06/25/1036/121229_pindad320.jpgBandung - PT Pindad (Persero) memamerkan sebanyak 30 jenis senjata amunisi dan kendaraan tempur di acra Rapat Pembinaan Teknis Kecabangan (Rabinniscab). Pameran berlangsung di Markas Pusdikkav Pussenkav Jalan GA Manulang Padalarang, Bandung, Selasa (25/6/2013).

Beberapa produk seperti senapan serbu jenis SS2, senapan sniper, senapan mesin hingga mortir (peluncur roket atau amunisi).

"Ada sekitar 30 item yang kita bawa dalam pameran ini. Mulai dari berbagai jenis senjata, amunisi, mortir, hingga kendaraan perang. Hampir seluruh peralatan Infanteri merupakan produk Pindad," ujar Kepala Divisi Senjata PT Pindad Persero Santa Yusuf saat ditemui di stand Infanteri.

Peralatan yang dibawa yaitu yang digunakan oleh kesatuan Infanteri. Seperti senapan serbu jenis SS2-V1, SS2-V2, SSV-V3, SSV-V4 dan SSV-V5 serta mortar tipe Mo-1 60MM Commando, Mo-2 60MM Long Range, dan Mo-3 81MM.

"Ada juga tipe Silent Mortir kaliber 40 yang relatif lebih kecil dengan suara yang lebih teredam," jelasnya.

Silent mortir ini terlihat lebih praktis dengan panjang 285 mm dan berat 500 gram. Stand Infanteri juga memamerkan senapan mesin Senapan mesin berkaliber 12,7 MM dimana bagian larasnya mudah diganti, yaitu jenis SMB-QCB (Quick Change Barrel). Ada juga sniper tipe SPR-2 yang termasuk peralatan baru milik mereka.

"Sniper SPR-2 ini kaliber 12,7 yang bisa mengenai sasaran yang jauhnya sampai 2 KM," tutur Santa.

Selain senjata dan amunisinya, sejumlah kendaraan produk Pindad, yaitu 5 unit Panser Anoa 6X6 dan kendaraan tempur Komodo 4X4 muncul dalam pameran ini.

Rabinniscab ini dilaksanakan pada 25-28 Juni 2013 oleh 15 kecabangan yang ada di TNI AD seperti Infanteri, Kavaleri, Armed, Arhanud, Zeni, Peralatan, Perhubungan dan Topografi. Kecabangan lainnya juga turut memamerkan peralatan yang mereka gunakan saat bertugas. Rabinniscab ini dibuka oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal M Munir

Yuk Beli hummer Made in Bandung produksi Pindad

http://images.detik.com/content/2013/07/01/1036/174259_humvee320.jpg
Jakarta - PT Pindad (Persero) telah mengembangkan varian kendaraan tempur militer Humvee versi Indonesia atau 'Komodo perang' mirip mobil Hummer yang selama ini lebih populer. Kendaraan yang mulai diperkenalkan kepada publik sejak 2012 ini, direncanakan diproduksi untuk keperluan sipil.

"Kalau ada permintaan, kami akan produksi," ucap Direktur Utama Pindad Adik Soedarsono usai acara Business Executive Gathering 2013 Kementerian BUMN di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (1/7/2013).

Adik menegaskan varian Komodo akan diperbanyak ketika telah terbukti dan teruji di lapangan. Terutama terbukti oleh TNI sebagai pemakai. Menurutnya, Pindad hingga saat ini baru memproduksi sebanyak 5 unit varian Komodo.

"Kalau kita stabil di military, kita produksi. Seperti hummer (versi sipil Humvee Amerika Serikat) baru diproduksi untuk sipil setelah 1.000 unit. Jangan uji coba di sipil. Di militer disempurnakan, kayak Anoa (Panser) baru di ekspor agar image terjaga," tambahnya.

Untuk harga, Humvee versi sipil yang dirakit dan diproduksi di Bandung Jawa Barat ini, bisa dilepas dengan harga lebih murah ketimbang harga jual versi militer. Menurutnya, varian sipil lebih sederhana ketimbang militer.

"Harga versi sipil ada pengurangan spesifikasi, nggak ada water proofing. Sekarang dilepas mulai harga Rp 2 miliar. Tapi itu tergantung konfigurasi," jelasnya.

Peluru produksi PINDAD ada yang Mampu menembus tank baja

http://images.detik.com/content/2013/08/30/1036/cam00352.jpgJakarta - Indonesia sudah sejak lama mampu memproduksi senjata melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pindad (Persero). Salah satu produk inovasi Pindad adalah peluru yang mampu menembus tank baja.

Engineer Produksi dan Desain Pindad, Budi mengungkapkan, peluru yang berjenis MU 3PB kaliber 12,7 milimeter tersebut diproduksi Pindad di Jawa Timur, daya ledaknya lebih kuat dibanding peluru yang selama ini biasa diproduksi perseroan.

"Peluru ini bisa tembus tank. Materialnya tetap alumunium dan tembaga, tapi daya ledaknya lebih besar," kata Budi kepada detikFinance di Pameran Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, dikutip Jumat (30/8/2013).

Budi menjelaskan, pembuatan peluru dibedakan dari bahan peledak, ada yang hanya untuk melumpuhkan, bahkan ada yang mampu menghancurkan. Perbedaannya bisa dilihat dari warna di bagian runcing peluru yang diproduksi. Untuk peluru yang bisa menembus tank, berwarna perak di ujung bagian runcingnya.

"Kalau misalnya yang sudah tahu pasti hafal, warna merah, oh untuk ini, perak untuk ini," katanya.

Dikatakan Budi, peluru tersebut digunakan khusus untuk senjata laras panjang berjenis sniper yang diproduksi oleh PT Pindad. Sniper tersebut memiliki jangkauan tembak hingga 1,8 kilometer.

"Biasanya untuk ditaruh di helikopter," katanya.

Namun, dia belum bisa menyebutkan, siapa yang sudah memesan baik peluru atau senjata canggih made in Bandung tersebut.

Harga Emas Fluktuatif, laba Antam Terpangkas 21%

Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen emas, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), mencatat laba bersih Rp 373,56 miliar di semester I-2013. Laba ini turun 21,51% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 475,97 miliar.

Penurunan laba bersih emiten berkode ANTM ini sejalan dengan fluktuasi harga emas karena pelemahan ekonomi dunia. Selain itu dari laporan keuangan Antam yang dikutip detikFinance, Jumat (30/8/2013) dijelaskan beban usaha juga naik dari Rp 469,47 miliar ke angka Rp 566,95 miliar di semester I 2013.

Antam juga mencatat penurunan laba dari selisih kurs dari Rp 127,67 miliar ke angka 23,51 miliar pada semester I-2013. Namun Antam menorehkan kenaikan penjualan bersih di akhir Juni 2013, penjualan bersih naik dari Rp 4,49 triliun ke angka Rp 6,12 triliun.

Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham Antam turun 50 poin (-3,62%) ke level Rp 1.330 per lembar. Sebanyak 39.062 lot sahamnya ditransaksikan 1.513 kali senilai Rp 26,3 miliar.

Dowload Ubuntu Cinnamon 13.04 Review

A Linux Desktop featuring a traditional layout, built from modern technology and introducing brand new innovative features.

Download Cinnamon
Features:

• Very good start menu
• Notification system
• Smooth animations
• Easy to install themes

Cinnamon 1.8 in Ubuntu 13.04
Enlarge picture
Ubuntu comes in all shapes and sizes, but there is no Cinnamon-flavored Ubuntu distro out there. Nonetheless, users can install and use Cinnamon just like any other software. We'll let you be the judge of its merits.

Some users might remember that Ubuntu used to sport a GNOME Classic mode that was a lot simpler and easier on the system resources.

That feature has been phased out and users have switched to other distributions which didn't have Unity and which still retained that 1998 look. Some of them are in existence right now, and others are called Linux Mint, with all its flavors.

It's also true that Linux Mint has received a number of improvements over the years, but there aren't any major design changes, making it essentially an operating system for people who can't really let go of the past.

Here is where Cinnamon comes into play. Linux Mint developers needed something that was like GNOME, but not quite. The story is a little longer and it doesn't really matter right now. The result of their quest was the release of Cinnamon, a GNOME 3-based environment that seems to be original, but not quite.

Installation

You don't actually need Linux Mint to see it in action. Canonical has an antique version in their repositories and you won't need that version. It's old and it lacks many features.

You will need to install the latest version, which packs a lot of new features. Cinnamon is available for a host of operating systems, but we'll focus for now on Ubuntu. The developers are providing a PPA and all you will have to do is open a terminal and enter the following commands.

sudo add-apt-repository ppa:gwendal-lebihan-dev/cinnamon-stable
sudo apt-get update
sudo apt-get install cinnamon


After all the packages have been installed, you will have to log out and choose another desktop environment from the list (accessible by clicking the Ubuntu symbol in LightDM). Use your credentials and voilà, you're in.

Usage

Cinnamon is not all that different from everything else, but it does feature a very good start menu, with a powerful search feature that is fast and smooth.

The start menu is probably half the appeal of this desktop environment. Another important and attractive feature is the way the developers have implemented the animations. They look very good and integrate well into the overall functionality. Without these animations everything would seem very, very boring.

Another nice addition is the fact that users can dismiss the system messages, feature which is not available in Ubuntu 13.04, or any other version for that matter.

Cinnamon developers have also understood that users like to customize their experience. That's why downloading and installing new themes is embedded in the Settings and it's really easy to do. Some Cinnamon users might remember that it was the same for Ubuntu, up until a few years ago.

If you use Cinnamon only for a limited time or just for casual Internet browsing, you might not notice that it's actually plagued by quite a few minor problems. They might not seem much, but they do tend to get on your nerves when using the system on a daily basis.

First of all, the name of the software is displayed in the title bar, but some themes don't work well with compiz or other window decorators. Thus, you might notice that only a part of the name is showed.

That nice notification system we praised a little earlier has the nasty habit of trimming a link if it doesn't fit in that small box. This means that it will not work and the user will have to go to the application that generated the notification.

Cinnamon also features multiple desktops, but the transition between them is sloppy and it's not fluid and seamless, as it should be. The button to switch between applications situated on different desktops is placed in the bottom right corner and needs two clicks to work it properly.

Conclusion

Cinnamon does a lot of things right and, with a little work, it will catch up to the rest of the crowd. Maybe its functionality is better in Linux Mint and Ubuntu is the culprit for all the problems I mentioned before, but my feeling is that it still needs a little more time to mature.













Drinking Lowers Depression Risk, Researchers Say

Researchers claim moderate drinking improves mental healthWaktu untuk membawa keluar corkscrews . Para peneliti menulis dalam jurnal BMC Medicine mengatakan bahwa , menurut penyelidikan mereka , minum membantu meningkatkan kesehatan mental . Lebih tepatnya , menurunkan risiko seseorang menderita depresi .
Namun, ada satu menangkap : anggur dan minuman beralkohol lainnya hanya dapat membantu suasana hati gembira rakyat asalkan dinikmati di moderasi .
Dengan demikian , sedangkan konsumsi alkohol bisa melawan depresi , minum berat dikatakan mendorong beberapa masalah kesehatan mental .
Sumber mengatakan kepada kita bahwa , dalam rangka untuk menentukan bagaimana minum moderat mempengaruhi keadaan pikiran seseorang , peneliti dimonitor beberapa 5.500 orang hingga 7 tahun .
Orang-orang menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian ini adalah baik peminum ringan atau sedang .
Usia mereka berkisar antara usia 55 dan 80 tahun , dan tak satu pun dari mereka yang pernah menderita depresi sebelum mereka yang terdaftar dalam penelitian ini .
Terlebih lagi , tidak ada yang pernah mengalami masalah yang berhubungan dengan alkohol .
Setelah menghabiskan 7 tahun mengumpulkan data mengenai kesehatan fisik dan mental dari orang-orang , para peneliti menemukan bahwa peminum moderat , yaitu relawan yang minum beberapa gelas 2-7 kecil anggur setiap minggu , kurang mungkin mengalami depresi daripada peminum ringan .
Temuan ini diadakan benar bahkan setelah variabel seperti perilaku merokok , status perkawinan , diet dan gaya hidup yang dipertimbangkan .
Profesor Miguel A. Martínez - González di University of Navarra , Spanyol percaya bahwa anggur dapat melawan depresi karena fakta bahwa mengandung senyawa kimia yang memiliki efek perlindungan pada berbagai daerah otak .
Sangat mungkin bahwa senyawa ini adalah yang sama yang sebelumnya telah berpendapat untuk mencegah penyakit jantung koroner .
" Jumlah rendah asupan alkohol mungkin mengerahkan perlindungan dalam cara yang mirip dengan apa yang telah diamati untuk penyakit jantung koroner . Bahkan , diyakini bahwa depresi dan penyakit jantung koroner berbagi beberapa mekanisme penyakit umum , " Profesor menunjukkan .

Bullied 19-Year-Old Bodybuilder Georgina McConnell Responds to Haters


19-year-old Georgina McConnell defends her bodybuilding hobby, says she doesn’t view muscles as masculinePada 19 , Georgina McConnell , dari Inggris , memiliki kepentingan yang bervariasi dari orang gadis paling remaja . Dia patung , dia sangat berotot dan dia sangat berdedikasi untuk binaraga . Seperti yang terjadi, dia juga diintimidasi , baik dalam kehidupan nyata dan online .
Georgina , yang mengatakan Daily Mail ia mulai pelatihan intensif sekitar 2 tahun yang lalu , memenangkan medali emas di UKBFF (UK Bodybuilding dan Kebugaran Federation) Utara Kejuaraan Timur selama musim panas , dan dia melihat ke depan untuk karir bintang dalam binaraga .
Namun, saat ia menjelaskan dalam sebuah posting di Facebook resminya , dia tidak bisa mengabaikan komentar buruk yang beberapa orang membuat sekitar otot yang membangunnya , sehingga dia menulis untuk membiarkan mereka tahu bahwa , seperti kata pepatah , " tubuhnya pilihannya . "
" [ Saya ] tidak peduli [ jika ] Anda tidak menyukai apa yang saya terlihat seperti itu baik-baik saja ! " Tulis remaja , jengkel oleh semua bullying.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia tidak akan pernah membuat jenis komentar dia mendapatkan tentang siapa pun, dan bahwa siapa pun yang meninggalkan mereka jelas tidak melihat gambaran yang lebih besar .
" Aku hanya menjadi diriku dan aku percaya 100 % , aku hanya 19 neraka banyak orang seusia saya akan tertekan dan dipaksa untuk mengubah diri atau bahkan merasa usesless dari komentar saya baca tetapi untuk jujur ​​itu adalah pekerjaan yang baik saya senang dengan siapa saya , saya tahu apa yang saya lakukan dan saya melakukannya untuk saya , saya tidak melihat sebagai sesuatu otot maskulin sama sekali, saya sudah memiliki pendidikan yang besar tidak ada masalah dengan hal seperti itu , " katanya .
Tubuhnya adalah hasil dari banyak jam yang dihabiskan di gym ( Georgina melatih 5 kali seminggu dan melakukan diet sangat ketat ) , dan dia bangga dengan semua kerja keras dia dimasukkan ke dalamnya .
" Mengapa tidak mencoba beberapa kerja keras untuk perubahan dan makan yang benar saya dedikasikan hari entre saya untuk binaraga saya tidak pernah melewatkan makan saya tidak pernah melewatkan bekerja keluar atau cardio sehingga mendapatkan lurus. Oh dan sebagai untuk rambut saya ini adalah binaraga tidak rambut Anda sedih orang kecil . Rambut saya hidup saya allllll sampai kau semua dapat memiliki kursi belakang dan [ mengeluh ] tentang hal itu di Internet sekalipun , " tulisnya .
Berbicara dengan Mail , remaja itu mengakui bahwa ia sering merasa perlu untuk menutupi di depan umum karena orang cenderung untuk menatap , jika tidak benar-benar menghina untuknya terlihat wajahnya .
Namun , dia senang dengan apa yang dia dicapai dan dia bahkan meyakinkan dia akan menemukan cinta sejati . Anak laki-laki yang diintimidasi oleh otot-ototnya , tapi dia bercanda bahwa , dengan mereka , binaragawan adalah " rasa yang diperoleh . "

ISHG melonjak 91 Point


http://images.detik.com/content/2013/08/30/6/ihsg1anggadalam.jpg

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan akhir pekan dengan melonjak 91 poin. Aksi beli investor domestik dan asing hampir membawa indeks kembali ke level 4.200.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 10.910 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin Rp 10.900 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka terpangkas 6,123 poin (0,15%) ke level 4.097,470 setelah dua hari kemarin mencetak poin. Sentimen negatif dari regional memberi tekanan ke pergerakan indeks.

Indeks bergerak datar dalam rentang yang tipis. Pelaku pasar masih ragu-ragu bertransaksi karena situasi ekonomi global yang tidak kondusif.

Tak lama berselang aksi beli mulai ramai, membuat indeks balik arah ke zona hijau. Indeks sempat menanjak hingga ke posisi tertingginya hari ini di 4.195,089.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menanjak 38,321 poin (0,93%) ke level 4.141,914 berkat ramainya aksi beli investor. Investor asing yang kemarin-kemarin masih lepas saham kini mulai berburu saham murah.

Investor asing rupanya sudah bosan jual saham dan mulai kembali melirik saham-saham murah. Maraknya aksi beli ini membuat indeks bisa melenggang positif.

Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (30/8/2013), IHSG melonjak 91,496 poin (2,23%) ke level 4.195,089. Sementara Indeks LQ45 melompat 21,053 poin (3,10%) ke level 701,066.

Saham-saham unggulan yang masih murah langsung jadi incaran investor. Seluruh indeks sektoral akhirnya kompak menguat, dipimpin oleh sektor industri dasar yang melaju hingga lebih dari lima persen.

Dana asing kembali masuk ke lantai bursa. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 454,45 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 202.049 kali pada volume 7,322 miliar lembar saham senilai Rp 7,135 triliun. Sebanyak 210 saham naik, sisanya 67 saham turun, dan 77 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan bergerak variatif. Bursa saham China dan Hong Kong berhasil naik tipis.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional hingga sore hari ini:

  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 1,15 poin (0,06%) ke level 2.098,38.  
  • Indeks Hang Seng menguat 26,59 poin (0,12%) ke level 21.731,37.  
  • Indeks Nikkei 225 melemah 70,85 poin (0,53%) ke level 13.388,86.  
  • Indeks Straits Times turun 3,30 poin (0,11%) ke level 3.034,73.  

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Unilever (UNVR) naik Rp 2.850 ke Rp 31.200, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 2.000 ke Rp 65.500, Indocement (INTP) naik Rp 1.600 ke Rp 19.700, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 1.550 ke Rp 19.750.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Tower Bersama (TBIG) turun Rp 500 ke Rp 5.200, Bank Mega (MEGA) turun Rp 250 ke Rp 1.700, Adira Finance (ADMF) turun Rp 250 ke Rp 7.600, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 200 ke Rp 15.800.

RI Impor BBM 400K barel/hari ( kalau tidak mau jalan kaki aja semuanya)

Jakarta - Setiap hari, Indonesia mengimpor 350 ribu barel minyak mentah dan 400 ribu barel BBM. Konflik yang terjadi di Suriah saat ini dikhawatirkan pemerintah bisa menyebabkan pasokan minyak dari Timur Tengah terganggu dan harga menjadi naik.

Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan, konflik di Suriah dengan rencana invasi Amerika Serikat dan sekutunya, bisa membuat harga minyak mentah naik tinggi.

"Apapun yang terjadi di Timur Tengah, penyebab apapun tentu akan mempengaruhi permintaan dan pasokan minyak mentah," kata Susilo ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (30/8/2013).

Wilayah Timur Tengah sampai ini merupakan pemasok utama minyak mentah dunia, termasuk ke Indonesia. Konflik yang terjadi di wilayah ini bakal mengganggu pasokan minyak dunia.

"Jadi semua kejadian politik, ekonomi yang di sana akan mempengaruhi supply and demand negara di seluruh dunia. Otomatis mempengaruhi harga minyak, tentunya kalau harga naik jadi masalah buat Indonesia," ujar Susilo.

Bila harga minyak mentah terlalu tinggi, kata Susilo, maka Indonesia yang masih mengimpor banyak minyak dan BBM bisa terpengaruh anggarannya. Bahkan defisit anggaran pemerintah bisa meningkat.

"Jelas (defisit APBN), kita itu kan ketergantungan impor minyak mentah 350.000 barel per hari dan BBM 400.000 barel per hari. Impor ini tidak bisa dihindari, karena kita ketergantungan," ucap Susilo.

"Kalau nggak mau impor ya apa mau pada jalan kaki?" tambahnya

Tuesday, August 27, 2013

Cerpen - Takdir dan unsur Intrinsiknya

  Takdir

Gerimis tak berhenti juga, ditambah dengan Tari yang sejak pulang dari sekolah tadi tak keluar-keluar dari kamarnya. Padahal jam dinding hadiah dari temannya sudah menunjukkan pukul 17.15. Itu berarti adzan magrib semakin dekat.

Tari kembali melirik buku bututnya. Aduh! Susahnya, ia membanting napas kesal isi buku yang dibacanya dari tadi belum masuk juga ke otaknya. Karena capek, ia selonjoran di kasur bunga mawarnya itu. Tapi ia malah teringat oleh mantannya. Ditariknya foto tu dari dompetnya. Huh, seandainya! Adu, dia melulu. Malas ah!

Ia sekejap langsung menyembunyikan benda kenangannya dengan Audra itu di dompetnya. Bodohnya aku! Cewek berambut panjang hitam itu mengeluh, namun penyesalan yang menginjak-nginjak batinnya nggak pergi-pergi juga. Iih, Tari menggumam. Kenapa aku dulu menyia-nyiakannya,ya? Ga dewasa, kurang bersyukur? Atau, dia yang terlalu seperti anak kecil?

Kenangan itu masih tertempel di otak Tari, saat sosok yang dikenangnya itu memberikan surat kepadanya. Surat yang isinya mengajak Tari putus dengannya. Memang sosok Audra yang seperti anak kecil, pemalu, pintar, berkulit cokelat, wajahnya yang bersih, dan bertubuh tinggi itu bukan termasuk tipe Tari. Tapi ia sulit untuk memutuskan putus atau tidak pada saat itu. Selama ini semenjak putus dengan Audra, ia sering berkhayal, berkhayal seandainya ia bisa lebih berpikir dewasa lagi. Namun yang sudah terjadi tidak bisa kembali lagi.

Daripada ia teringat dengan kekerasan bapaknya, ia mending terlintas kenangannya dengan Audra. Plak!! Batin Tari tergoncang, tamparan bapaknya ke bundanya itu sampai menggerakkan gendang telinganya. Bapak, Bapak! Cukup! Tari berlari menangis. Tak heran kalau Tari terkadang berdiam diri di kelasnya. Wajah gelisahnya membuat dirinya penuh dengan misteri. Tapi sesungguhnya ia termasuk perempuan sabar dan kuat karena ia dapat bertahan dengan kondisin keluarga seperti itu.

Tet tet tet! Bunyi bel sekolah Tari berdenting, yang menandakan jam istirahat telah usai. Namun Tari masih tetap duduk terenung di bangkunya sampai Yanti sobatnya itu membangunkannya dari lamunannya.

“Tar!”
“Ei, kowe kok ngelamun aja toh?”
“Iya nih, lagi pusing aku.”
“Ooo, makanya kowe kok nggak sholat dhuha, biasanya kowekan rajin gitu.”
“He, itu itu Audra!” Yanti menyoel-nyoel Tari. Paan sih! Kalau kamu suka dia jangan kayak gini dong! Alah yang suka aku apa kowe, Ihiir!! Yanti menyindir sobatnya itu.

Tapi dengan kelucuan sahabatnya itu, akhirnya Tari dapat tersenyum yang sejak kemarin ia terus menangis dan bersedih karena bapaknya itu menampar bundanya yang tak sengaja mengingatkan bapaknya untuk tidak merokok dan pulang malam. Yan, aku tuh udah putus dengannya! Tari menyela sobatnya denan menahan ketawa sebab melihat wajah Yanti yang berekspresi kayak “Aming” komedian itu.

Tentu saja Tari nggak akan mengatakan ke Yanti kalau ia sedang sedih dan menangisi takdirnya. Batas bercerita tetap ada. Dan Tari tak ingin sobatnya itu bersedih lantaran kehidupannya yang menyedihkan.

Dan siang itu meskipun Tari mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, tapi pikirannya masih melayang kemana-mana. Seandainya Audra masih menjadi kekasihku! pasti masalahku akan reda dengan adanya dirinya. Huh malangnya nasibku. Eiiiiihh!! Teriakannya membuat sekelas gaduh dan kaget. Ini berawal dari Bejo yang menepuk bahu Tari.

“Tar, hihihihi, ngelamun aja, kesambet lo entar!” Bejo pura-pura tak ngerti kesalahannya. Padahal gara-gara dia Tari dipanggil ke depan oleh Bu Tartik, guru paling killer di sekolah.

“Tari! Maju ke depan.”
“Oh, My God!”
“Bilang apa kamu tadi ?”
“Ndak Bu, ndak!”

Semua teman Tari tertawa sambil menahan ketawa karena tak ingin Bu Tartik mendengar ketawa mereka, namun tidak dengan Yanti dan Audra. Mereka terlihat sedang berpikir sesuatu.

“Ono opo ya ma Tari ?”
“Iya ya, ada apa dengan Tari, apa gara-gara aku ?”
Teman sebangku Yanti dan yang tak lain adalah Audra mencetuskan kata-kata seperti itu. Dan membuat Yanti terkejut dan berpikir apa sebenarnya mereka berdua masih saling suka.

Tapi…………

Di lain posisi, Bu Tartik memarahi Tari abis-abisan.

“Tariiiii, kamu itu! Kalau kamu tidak ingin mengikuti pelajaran saya. Kamu jangan menganggu pelajaran Ibu!” muka Tari yang memerah membuat dirinya tampak habis makan 100 cabe merah keriting yang biasa dilihatnya di dapur ketika ia memasak dengan bundanya.

Tet tet tet tet tet tet…………

Untung penderitaan Tari berhenti juga, bel sekolah yang memengakkan telinga itu menyelamatkan hidupnya hari ini. Tak hanya Tari, teman-temannya juga terselamatkan. Karena mereka ingin sekali tak mengikuti pelajaran ini. Tapi begitu melihat Bu Tartik, akhirnya mereka mengikutinya.

“Duduk kamu! Ketua kelas pimpin doa!”

“Iya Bu.” Tari dan ketua kelasnya menyahut bersama. Setelah Bu Tartik keluar dari kelas, Yanti dengan tas merah stroberinya itu langsung menyambar Tari. Tar kowe kenapa?
“Iya, kamu kenapa ?”

Oh My God, Audra! Tari yang semula cemberut langsung bersinar-sinar ketika Audra menghampiri dan perhatian kepadanya.

“Aku nggak apa-apa kok Dra! Aku cuma cuma……..”
“Cuma ngelamunin kamu Dra.” Bejo menyela perkataan Tari namun Yanti membela sobatnya.
“Bejo! kowe ojo ngono.”
“Nggak nggak, aku lagi pusing aja, kamu nggak pulang Dra ?” Tari mengalihkan suasana dan itu berhasil.
“Ya uda, aku pulang dulu ya.” Audra melirik Tari dengan senyumnya yang bisa membuat Tari mabuk kepayang. Bejo pun mengikutinya dari belakang.
“Tar, kowe bener-bener pusing ta ?”
“Ehmm, nggak sih, aku tadi lagi mikirin Audra tapi gara-gara Bejo tukang usil itu, aku jadi dicereweti Bu Tartik deh.”
“Ooo, emang kowe tuh!”
“Eeemang!!!” Tari menggoda sobatnya itu dan merangkulnya agar Yanti segera pulang dengannya. Lalu mereka harus masih menunggu kendaraan warna biru berlabelkan “AMG”(Arjosari-Gadang) itu.
Jam 7 malam …………

Bapak sedang menonton TV dan bapak memanggil Tari. Tak biasanya bapak mau bicara dengan Tari. Tari, sini!Bapak mau ngomong. Besok akan ada keluarga teman Bapak yang mau melamarmu, jadi besok kamu harus langsung pulang setelah jam sekolah selesai.
“Tapi Pak, saya masih sekolah, masak mau dilamar.”

“Kamu bisa tunangan dulu dan setelah lulus dari kuliah, kamu baru menikah dengannya!”
Bapak tidak mau mendengar alasan apapun dari Tari. Jika Bapak sudah bicara A, maka Tari harus mengikutinya. Tari tak tahu harus bagaimana, tak harus berbuat apa. Tari bingung! Tari harus bagaimana ya Allah ? Bunda mengetuk pintu kamar Tari dan setelah bunda masuk, mereka terlibat dalam pembicaraan.

“Sabar ya anakku, Bunda selalu disini menemanimu.” Mereka menangis berdua. Keesokan harinya Tari tak masuk sekolah karena untuk masuk, ia terlalu capek. Capek menangis semalaman. Ini merupakan takdir atau hanya kebetulan saja, Audra juga tak masuk. Entah apa alasannya. Di sebuah rumah di jalan araya itu, ada perbincangan antar keluarga.
“Papa, Audra tak mau dijodohkan!”

“Nak, dia baik buat kamu! Terserah alasan kamu apa, yang penting sekarang kamu siap-siap untuk sore nanti!”
“Pa!!!”

Jam di kamar Tari sudah menunjukkan pukul 15.00 dan sebentar lagi ia akan dilamar. Bun! Aku nggak mau pake kebaya ini, ia melempar kebaya berwarna putih jika dipakenya akan pas di badannya yang ramping itu. Bunda, aku mau dengan perjodohan ini hanya karena agar Bunda tak disakiti Bapak! Tari memperjelas alasannya kepada Bundanya. Mendadak sebuah sedan hijau masuk pelan ke halaman rumah Tari dan berhenti tepat di depan teras. Bapak menyambut keluarga itu. Namun ada yang aneh, anak laki-laki dari keluarga itu terlihat murung dan malas sama seperti Tari. Selamat datang! Silahkan masuk. Bapak mempersilahkan mereka masuk.

Dibantu dengan bunda, ia segera memakai sepatu highheels warna putih mengkilat itu dengan buru-buru. Meskipun terpaksa, Tari akhirnya keluar dan menemui keluarga pelamarnya.

Ketika Tari bertatap muka dengan anak laki-laki berjas hitam dengan kerah terbuka yang terlihat tampan saat itu, ia serasa mau pingsan di tempat. Apa kamu?kamu?? Tari terheran dengannya.

“Ya benar, aku Audra!” Dia memang Audra, mantanku. Oh, takdir macam apakah ini? Secara reflek, Tari langsung memeluk Audra dan ……………
“Tar,Aku sayang kamu!”

“Aku juga Dra, aku sayang kamu!”


1. Tema : Percintaan dan takdir

2. Amanat :
  • Dalam menghadapi hal apapun harus bersikap dewasa dan berpikir panjang.
  • Sabarlah dalam menjalani kehidupan ini.
  • Percaya dengan takdir Allah SWT
  • Jangan menggunakan kekerasan dalam bertindak
  • Patuhilah dan hormati orang tua kita
  • Jangan menyesali sesuatu yang sudah terjadi
  • Jangan melamun dan tak fokus sewaktu pelajaran
  • 3. Alur : Campuran

4. Setting :
Kamar tari pukul 17.15
Kelas sehabis jam istirahat sekolah
Jam 7 malam di ruang menonton TV
Kamar setelah sholat isyak
Rumah di jalan Araya
Jam 15.00 di rumah Tari

5. Penokohan/perwatakan :
  • Tari : sabar, tabah, tertutup, kuat, taat beribadah, pelamun.
  • Audra : tidak dewasa, perhatian, pemalu
  • Yanti : medok, baik, perhatian, suka, melucu, setia kawan
  • Bapak : keras kepala, pemaksa, egois, suka memukul, mudah emosi
  • Bunda : sabar, penyayang, perhatian, lemah lembut, rela berkorban
  • Bejo : Usil, medok, nakal
  • Bu Tartik : Pemarah, tegas, killer
  • Papa : Egois

6. Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu

Cerpen – Aku Harus Pergi

AKU HARUS PERGI

Mentari pagi menyambut hari baru.Menyinari bumi tempat manusia berpijak.Sekarang sudah pukul 6 lebih 15 menit.Orang-orang terlihat memulai aktifitasnya. Termasuk Dinda. Ia sedang berkaca diri di cermin. Tiba-tiba mama Dinda masuk ke kamar.
“sayang, Rendy udah datang tuh” ujar Mama Dinda. “oh, iya ma. Bentar lagi Dinda turun” ujar Dinda.Mama Dinda tersenyum lalu keluar. Dinda segera mengambil tas ranselnya dan keluar.
“Kak Agung ke mana, Ma?” ujar Dinda sambil bergegas memakai sepatunya. “udah berangkat dari jam 6 tadi” jawab Mama Dinda. “oohh. Rajin amat . Yaudah aku berangkat ya, Ma! God Bless” ujar Dinda sambil mencium tangan mamanya. “iya, Nak! Hati-hati” jawab Mama Dinda.
Dinda segera menuju pintu pagar. Ternyata Rendy sudah ada di depan pagar. Begitu melihat Mama Dinda, Rendy langsung menganggukkan kepala dan memberi senyum pada Mama Dinda.Mama Dinda membalasnya dengan senyuman juga.Sebelum berangkat Dinda melambaikan tangan pada mamanya.Mamanya pun membalas lambaian itu.Kemudian Dinnda menarik tangan Rendy dan mereka berangkat.
“pa, anakmu sudah besar semua” ujar Mama Dinda lirih lalu masuk ke rumah. Papa Dinda sudah meninggal 2 tahun lalu.Tepatnya saat Brenda kelas 2 SMP dan kakak Dinda,Agung,kuliah jurusan arsitek semester 3.Semenjak itu, Mama Dinda kerja keras untuk menghidupi keluarganya.Alhasil, kini Mama Dinda memiliki satu Butik yang terkenal dan satu restoran.Sangat cukup untuk biaya hidup mereka bertiga.
Sedangkan Rendy adalah sahabat Dinda semenjak ia masuk SMA. Sewaktu MOS, Rendy melihat Dinda menangis dipojokan kelas. Rendy menghampirinya dan berusaha menenangkannya.Ia bertanya ada apa dengan Dinnda. Namun Dinda tetap diam. Semenjak Papa nya meninggal, Dinda sudah kehilangan senyumnya. Dan ia tidak mau bercerita kepada siapapun.
Namun entah kenapa, kehadiran Rendy membuat Dinda merasa tenang.Ia merasa Rendy adalah orang yang baik dan bisa dipercaya. Setelah lama membujuk, akhirnya Dinda menceritakan semua masalah dan latar belakang keluarganya.Semenjak itu mereka menjadi sahabat sampai hari ini.Mama Dinda pun senang dengan kehadiran Rendy.Karena kehadirannya, putrinya kini bisa mendapatkan senyumnya lagi.
“udah siap ulangan, Ren?” Tanya Dinda. “kalo nggak siap, bisa end gue sama Pak Hardi” ujar Rendy. Dinda hanya nyengir.Rendy dan Dinda memang terbiasa berangkat sekolah bersama.Selain karena bersahabat, jarak rumah mereka juga tidak terlalu jauh.Dan mereka terbiasa jalan kaki karena jarak sekolah mereka juga tidak jauh.
Rendy dan Dinda bersama.Sudah bukan hal baru bagi teman-teman mereka.Meski Rendy dan Dinda pernah berkata bahwa mereka nggak pacaran.Tetap saja teman-temannya mnganggap mereka berpacaran dan terus menggoda mereka.Seperti pagi ini saat mereka tiba di sekolah.
“yaakk. Pasangan Ren-Da-sebutan untuk Rendy dan Dinda-sudah datang.Jengjengjeng” ujar salah seorang siswa.Rendy dan Dinda tetap cuek.Mereka lalu duduk di bangku-kebetulan mereka juga sebangku.Tak lama, bel masuk pun berbunyi.Semua siap menghadapi ulangan Kimia dari Pak Hardi.
**
Bel istirahat berbunyi.Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas.Mendadak Dinda merasakan nyeri di kepalanya.Ia merebahkan kepalanya di meja. Rendy yang hendak keluar kelas jadi mengurungkan niatnya.
“lo kenapa?” Tanya Rendy. Dinda segera menegakkan kepalanya dan menggeleng pelan. “boong! Muka lo pucet gitu nggak mungkin nggak kenapa-kenapa.Pasti belom makan. Ke kantin yuk. Makan dulu” ujar Rendy sambil mengulurkan tangannya.Dinda tersenyum tipis lalu mendapat uluran tangan itu.
Baru selangkah ia berjalan. Nyeri di kepalanya semakin menjadi-jadi.Terasa sakit dan menyiksa.Matanya mulai berkunang-kunang.Ia roboh. Pandangannya semakin kabur. Sebelum semuanya menjadi gelap, ia mendengar suara seseorang memanggil namanya. Suara yang sangat ia rindukan. “papa” ujarnya lirih. Siut.Dinda tak sadarkan diri.
**
“Din” Dinda tersentak.Ia segera bangun. Anehnya, ia tidak tau ia berada di mana. “halo? Ada orang?” ujarnya. Tapi ia tak mendengar suara siapapun kecuali pantulan suaranya sendiri.
“Din” terdengar suara dari belakang Dinda.Ia segera menoleh. Seketika air matanya jatuh. “papa” ujar Dinda lirih. Papa Dinda hanya tersenyum.Air mata Dinda semakin deras. “papa apa kabar? Pa, aku kangen” ujar Dinda lagi.
“papa sangat baik, Nak!” ujar Papa Dinda. “Din, sudah waktunya kamu kasih tau ke orang-orang tentang keadaanmu.Supaya kamu tidak menderita sendirian” lanjut Papa Dinda.Dinda menggeleng.“Enda nggak mau mama khawatir, Pa. enda nggak mau bikin mama sedih” jawab Dinda.
“sayang, cepat atau lambat mereka pasti tau. Waktumu tidak banyak, Nak! Lakukan yang terbaik. Papa juga kangen sama kalian. Titip salam buat mama sama Kak Agung ya, Nak! Papa harus kembali.Jaga diri ya sayang ya!” ujar Papa Dinda. “papaaaa!!! Jangan tinggalin Endaa! Enda takut, Pa!” ujar Dinda sambil terus mengejar papanya yang semakin menjauh.Tiba-tiba Dinda terjatuh.
**
Perlahan Brenda membuka matanya.Yang pertama kali dilihatnya adalah, Rendy.Ya, Rendy.Ia berdiri di samping, Dinda. Dinda segera duduk sambil memegangi kepalanya yang terasa berat dan sakit.
“Din, jangan banyak gerak dulu!Lo masih lemes” ujar Rendy sambil menahan tubuh Dinda.Dinda mengangkat wajahnya.Ia menatap Rendy. Tiba-tiba setetes air mata jatuh dari matanya. Ia langsung memeluk Rendy. “Ren.. papa…” Dinda tidak melanjutkan kata-katanya.Ia merasa tidak kuat. Namun ia yakin, Rendy pasti mengerti maksudnya.
Dan benar.Meski kaget, Rendy membalas pelukan Dinda.Ia mengusap lembut rambut Dinda. “udah, Din. Yang kuat, oke? Gue yakin papa lo jagain lo dari sana. Udah jangan nangis lagi.Gue di sini” ujar Rendy lembut. Dinda menhentikan tangisnya dan melepaskan pelukannya lalu ia mengangguk. Rendy pun tersenyum.
Sorry, Ren! Gue masih nggak bisa kasih tau ke lo rahasia terbesar gue.Rahasia yang semua orang nggak tau termasuk mama. Kecuali..hanya papa yang tau. Ya, hanya dia yang tau keadaanku sekarang.
**
“Widiiii..gue Cuma dapet 65 coyy!” “gue menang doonnggg. 75 euy” suasana kelas sedang riuh.Bu Tetik guru Biologi sedang berhalangan masuk. Tanpa komando, anak-anak di kelas ribut semau mereka. Ditambah lagi hasil ulangan kimia baru saja dibagi.Tambah ributlah mereka. Tanya sana dan Tanya sini.
Dinda mendengus kesal melihat nilai yang tertera di kertas ulangannya. 90. Bukan nilai yang jelek. Namun ia yakin ia pasti kalah dengan nilai Rendy. Rendy kan Raja Kimia. Sedangkan dirinya jago Biologi. Lagi-lagi ia mendengus kesal.
“berapa?” Tanya Rendy tiba-tiba.Spontan Dinda melipat kertasnya dan menggeleng.Rendy menyentakkan tangan untuk mengambil kertasnya.Dengan cepat Dinda menarik kertasnya lagi.Rendy tak mau kalah.Ia mengulurkan tangannya dan menggelitik pinggang Dinda. Dinda berusaha menghindar. Saat ia lengah, dengan cepat Rendy mengambil kertas itu.
Dinda yang menyadari kertasnya sudah berpindah tangan segera berusaha mengambil kertasnya lagi.Rendy berlari menghindari Dinda.Dan Dinda segera mengejarnya.Dan terjadilah aksi kejar-kejaran.
Ketika sedang asik kejar-kejaran.Tiba-tiba kaki Dinda seperti tersandung sesautu.Sontak Dinda jatuh.Seluruh isi kelas spontan menoleh kearah Dinda.Teman-teman ceweknya segera menhampiri dan menolongnya. Ketika kepalanya diangkat darah segar mengalir keluar dari hidungnya. Melihat itu, teman-temannya langsung memberikan pertolongan pertama.
Rendy yang kaget dengan keadaan Dinda segera menghampiri biang kerok.Ya, dia mendatangi Jony.Ia yakin Jony yang menyebabkan Dinda jatuh. Karena ia melihat kaki Jony terjulur keluar dari bangku. Tepat di mana posisi Dinda jatuh.Ia sangat yakin ialah penyebab Dinda jatuh.
“mau lo apa?” Tanya Rendy. Jony menoleh dengan tampang polos yang ingin ditonjok.Jony mengernyitkan dahi. “nggak usah sok polos deh! Lo kan yang bikin Dinda jatoh?!” ujar Rendy yang mulai berapi-api. “buktinya apa?” ujar Jony tenang.
“liat kaki lo! Lo pikir buat apa kaki lo ada di luar bangku begitu? Dan kaki lo tepat ada di posisi Dinda jatoh” ujar Rendy.Jony pun berdiri. Seluruh kelas mendapatkan tontonan gratis! “uppss~ gue lupa. Iya, gue yang nyebabin dia jatoh. Mau apa lo? Tonjok?Ayo tonjok” ujar Jony.Rendy mengepalkan tangannya.
Ia sudah bersiap memberi tonjokan gratis pada Jony. Namun seseorang menahan tangannya. Dinda. Ia berdiri di sebelah Rendy dengan tissue menyumbat lubang hidungnya, dan memegang tangannya yang siap memukul Jony. Dinda menggeleng pelan.Tak ada yang mengerti arti gelengan kepala itu.Hanya Rendy yang tau.
“Tapi, Din!” ujar Rendy.Dinda menggeleng lagi. “udahlah, Ren! Nggak ada gunanya main kekerasan.Biar gue yang selesaiin” ujar Dinda.Ia lalu berbalik dan menatap Jony. Jony kaget dengan tindakan Dinda.Dinda tersenyum. Sangat manis.
“makasih ya” ujar Dinda. “hahaha. Sama-sama.Lagian lo bocah banget pake lari-larian di kelas.Ya gue hentikan aja” jawab Jony. Rendy geram.Ia sudah siap memukul Jony. Tapi Brenda menahannya.Rendy terpaksa diam. Memang, kalau Dinda sudah bicara.Rendy hanya bisa diam. Hanya Dinda yang bisa meredam emosi Rendy.
“iya gue tau. Makanya gue bilang makasih” ujar Dinda sembari tersenyum lagi. “tapi, Jon! Kalo ngingetin lain kali caranya yang lembut ya. Jangan begini.Liat tuh.Lantainya kotorkan kena darah gue.Kasian nanti yang piket.Bersiinnya susah” lanjut Dinda. Untuk kesekian kalinya ia tersenyum lagi. Ia lalu berbalik dan menarik tangan Rendy. Rendy yang masih geram enggan untuk pergi.Dinda yang menyadari hal itu menarik lagi tangan Rendy.Akhirnya mau tak mau Rendy mengikuti Dinda pergi.
**
Bel pulang sudah berbunyi.Semua siswa-siswi sudah berhamburan keluar.Dinda masih berada di tempatnya.Membereskan buku-buku ternyata memerlukan waktu lama.Sedangkan Rendy hanya duduk dan melirik kesal kearah Dinda.
Dinda yang rupanya sadar bahwa Rendy meliriknya dengan kesal segera membuka percakapan. “lo jangan ngelirik gue kayak begitu. Gue tau lo kesel gara-gara kejadian tadi siang.Udahlah. Toh gue juga nggak apa-apa” ujarnya seraya memakai tas ranselnya.
“lagian lo! Udah dibikin mimisan begitu masih aja baik! Hati lo terbuat dari apa sih?” ujar Rendy. “nggak tau” jawab Dinda. “Tanya aja sama Tuhan” ujar Dinda lantas nyengir. Mau tak mau Rendy tertawa juga. Dinda memang tau bagaimana cara menyenangkan hatinya.
“oh ya. Nanti sore main ke rumah kan, ya?” ujar Dinda sambil berdiri. “he’em” jawab Rendy singkat dan menyusul Dinda yang sudah ada di depan kelas. Seperti biasa.Kali ini mereka pulang bersama lagi.
**
Sore itu, Rendy menepati janjinya.Ia datang ke rumah Dinda hanya membawa tas ransel. Rupanya mereka mau belajar bersama. Sebuah kebiasaan lain dari pasangan Ren-Da. Cukup keren.
“Ren, ada kertas kan?” Tanya Dinda. “bawa lah. Kenapa?” jawab Rendy. “minta” ujar Dinda singkat. Tanpa ba-bi-bu Rendy menyerahkan selembar kertas pada Dinda.Dinda mengambil bolpen dan menyerahkannya pada Rendy.Rendy terheran-heran. “gue mau lo nulis sesuatu buat gue” ujar Dinda lalu tersenyum.
Rendy hanya mengangkat bahu. Kira-kira setengah jam mereka menulis sesuatu di atas kertas itu. “udah nih” ujar Rendy. “itu buat lo” jawab Dinda. “hah? Buat gue?Untuk apa?” jawab Rendy terheran-heran.Dinda hanya tersenyum.Mau tak mau Rendy memasukkan kertas itu ke dalam dompetnya.Dan merekapun kembali belajar. “sebentar lagi, lo pasti tau maksud gue kok” ujar Dinda tiba-tiba. Rendy hanya diam.
**
Malam harinya-sekitar pukul9 malam-Rendy menelpon Dinda.Dinda yang saat itu sudah setengah tertidur mengangkat ponselnya dengan ogah-ogahan. “halo?” ujarya lemah. “hai, Din! Tidur ya?” ujar Rendy. “hampir” jawab Dinda singkat.
“sorry.. gue…” kata-kata Rendy menggantung. “iya gue tau. Lagi badmood kan? Ada apa?” rupanya Dinda sudah tau kebiasaan Rendy. Jika sahabatnya itu bosan-badmood-pasti ia akan menelpon. Diseberang, Rendy hanya nyengir. “tau aja lo” jawabnya. Lantas, Rendy menceritakan rentetan kejadian yang membuatnya kesal.
Rendy menelpon lumayan lama.Sekarang sudah pukul 10 malam.Tapi Rendy belum juga berhenti bercerita.Meski sudah sangat mengantuk, Dinda berusaha menjadi pendengar yang baik bagi Rendy.Hingga akhirnya pukul setengah 11 malam barulah Dinda bisa tidur.
**
Hari ini saat berangkat ke sekolah, Dinda merasa ada yang aneh pada Rendy.Mungkin Rendy bersikap biasa-biasa saja. Tapi tetap saja, ia merasa ada yang aneh. Terlihat dari sorot mata Rendy.Seperti ingin meninggalkan sesuatu, namun berat.
Keanehan tidak berhenti di situ saja.Sampai pulangpun Dinda tetap merasa aneh dengan Rendy.Namun Dinda menutupinya dari Rendy.“Ya Tuhan.Apakah semua sudah dimulai?” ujar Dinda lirih.
Semakin hari keanehan Rendy semakin menjadi-jadi. Bahkan ia terkesan, menjauh dari Dinda. Dinda benar-benar menyadarinya. Kini ia sendirian. Benar-benar sendiri.Ia kembali kehilangan senyumnya yang dulu sempat ia dapatkan kembali.
Rendy sudah tidak pernah menelponnya lagi.SMS saja tidak pernah.Telpon dan SMS Dinda tak pernah digubrisnya.Dinda bingung.Ia merasa tidak pernah melakukan kesalahan pada Rendy. Apa mungkin dia kesal gara-gara insiden Joni? Tapi masa hanya gara-gara itu ia sampai seperti ini? Lagian malamnya ia menlponku selama satu jam setengah. Pikir Dinda dalam hati.
Hingga akhirnya suat hari ia mendapat berita yang cukup mencengangkan. Ternyata tanpa sepengetahuannya, Rendy dan Serly-salah satu cewek well loved di sekolah-sudah jadian selama 2minggu.Dan selama itu pula Rendy meninggalkan Dinda.Tuhan, beri aku kekuatan. Ujar Dinda.
Suatu hari ia ingin menguji kejujuran Rendy. Ia menelpon Rendy. Ia akan berpura-pura minta ditemani ke toko buku untuk cari buku Kimia. Itu juga kalau Rendy mengangkat telponnya. Hah, semoga diangkat. Pikir Dinda.
Tuutt-tuuutt.Terdengar nada sambung. “ayo angkat ayo angkat” ujar Dinda. “halo?” suara itu! Ya Tuhan, sudah lama aku tidak mendengar suara itu. “halo, Ren? Besok bisa temenin gue ke Gramed nggak?Gue pengen cari buku Kimia nih” ujar Dinda memulai aksinya.
“gue ga bisa” jawab Rendy singkat. “kenapa? Lo udah ada cewe ya? Pantes lo berubah” ujar Dinda tetap tenang. “iya” jawab Rendy. “dan gue gak mau bikin cewe gue cemburu karena gue deket sama lo” ujar Rendy sedikit membentak.
“lho? Emang si Serly pernah bilang gitu?” ujar Dinda.Rendy tersentak. Bagaimana Dinda tau kalau Serly yang..ahh sudahlah. “yaudah yang penting gue gak bisa. Gue udah ada janji. Kalo lo nggak bisa Kimia, les aja! Susah amat.Dah lah gue sibuk. Bye” Rendy tidak memberikan kesempatan pada Dinda untuk berbicara dan langsung mematikan telpon.
Dinda hanya termenung sendiri.Apa yang ditakutkannya kini terjadi. Ya, ia memang bukan siapa-siapa Rendy. Jadi jika sewaktu-waktu Rendy punya jalan sendiri, ia harus siap melepasnya. Lagi pula kalau Rendy senang ia juga senang. Dinda pun menangis.
**
Suatu hari saat istirahat tidak sengaja Dinda melihat Rendy duduk di kelas dan menggambar di sebuah kertas. Dinda pun berlari kea rah kantin. Bersamaan dengan perginya Dinda, Rendy juga keluar kelas.
Tak lama Dinda kembali.Untung saat itu Rendy masih di luar kelas.Ia segera meletakkan sebungkus kantong plastik di meja Rendy. Lalu ia bergegas keluar kelas. Tak lama Rendy masuk.Ia kaget melihat ada makanan di mejanya. Pasti Serly, pikir Rendy. “tau saja dia kalau aku laper” ujarnya lalu memakannya. Dinda yang melihatnya merasa senang. Walau ia tau kalau Rendy pasti mengira itu dari Serly.
Ketika malam tiba, Dinda menuliskan sesuatu di buku hariannya.Buku yang penuh dengan kisah hidupnya.Di dalam buku ini lah semua cerita hidup Dinda ada.Tidak ada rahasia.Semuanya ada. Setelah selesai, ia meletakkan buku itu di laci mejanya. Kemudian ia kembali menuliskan sebuah surat.
**
“Rendy!!” Dinda berusaha mengejar Rendy.Dengan berat hati, Rendy akhirnya membalikkan badan. “apa sih? Brisik banget deh.Malu tau!” ujar Rendy ketus.Tiba-tiba kepala Dinda merasakan nyeri itu lagi.Tapi Dinda tetap berusaha kuat.Ia menarik nafas panjang sebelum berbicara.
“Ren, gue pengen lo simpen ini” ujar Dinda sambil menyodorkan buku diary nya. “apaan nih?” ujar Rendy. “udah terima aja. Lo bakal tau nanti” ujar Dinda lagi. “gue nggak butuh” ujar Rendy seraya meninggalkan Dinda.
Dinda tetap tersenyum.Sebelum Rendy pergi jauh.Ia berteriak. “makasih ya Ren” untung saat itu di sekitar mereka masih agak sepi. Jadi tidak ada yang mendengar.Rendy hanya berhenti sebentar lalu melanjutkan berjalan. “apa-apaan sih tuh anak?! Hish” Rendy mendengus kesal.
Pulang sekolah, Dinda bergegas pulang. Sesampainya di rumah ia segera berganti baju dan turun lagi. Pertama ia membantu mamanya membersihkan rumah dan memasak. Kedua ia pergi membantu kakaknya mengerjakan tugas skripsi. Cukup melelahkan.Dan yang terakhir, Dinda membagikan kue kukus ke tetangga sekitar.Semua orang bingung melihat sikap Dinda yang aneh itu.
“mama, sini deh” ujar Dinda. “apa?” jawab mamanya. “ma, besok kalo aku pergi. Tolong kasih buku sama surat yang ada di meja ku ke Rendy ya ma” ujar Dinda. “lho? Kenapa?Kamu kasih aja sendiri” ujar mama Dinda.Dinda tersenyum lalu menggeleng halus.
“aku nggak bisa ma. Nanti malem aku harus pergi.Jadi tolong mama kasih ya” ujar Dinda. “lho? Lho? Mau pergi ke mana kamu?” Tanya mama Dinda heran. “udahlah. Kasih aja ma” jawab Dinda.
Dinda lalu menghampiri Kak Agung. “kakaaakk!!! Aku minta maaf ya ka kalo aku ada salah sama kakak.Kakak tau nggak? Dinda sayaaaannngggg banget sama kakak” ujar Dinda sambil memeluk kakaknya.Kakaknya hanya tersenyum. “aku bahagia punya kakak kayak kak Agung” ujarnya lagi.
Kemudian Dinda berlari memeluk mamanya. “ma, Dinda minta maaf ya kalo Dinda ada salaah. Mama adalah mama paaliiiinnnggggg baaiiiiikkk. Dinda sayang banget sama mama. Dinda bangga punya mama kayak mama Dinda” ujar Dinda.
Setelah itu, ia berlari menuju kamarnya yang ada di atas. Sebelum benar-benar sampai di atas, ia menoleh lagi. “oiya, mama sama kakak dapet salam dari papa. Kak, titip mama ya” ujar Dinda. Ia lalu pergi ke kamar tanpa menunggu jawaban mama dan kakaknya. Sedangkan di bawah, mama dan kakak Dinda bingung.
Begitu sampai di kamar, tangis Dinda pecah.Ia menangis deras tanpa suara. Setelah suasana hatinya cukup tenang, ia berdiri lalu melangkah menuju mejanya. Ia mengambil buku hariannya dan menulis sesuatu lagi di atasnya. Setelah ia menulis, ia tersenyum puas. Ia letakkan buku itu di atas mejanya dengan amplop berisi surat di atas buku itu.
Ia menuju tempat tidur, lalu berdoa. Belum sempat ia berbaring. Nyeri di kepalanya datang lagi.Dan nyeri kali ini sangat amat sakit. Ia merasakan seusatu keluar dari hidungnya. Ia memegang hidungnya. Darah segar menempel di tangannya. Nafasnya sesak. Dinda roboh. Nafasnya memburu. Perlahan namun pasti pandangannya kabur. Tak lama kemudian semuanya terlihat gelap.
**
Dinda terbangun.Ia kaget begitu melihat di mana ia berada sekarang. Tempat ini lagi?Ujarnya.Tiba-tiba seseorang memegang pundaknya dari belakang.Spontan Dinda meloncat kaget. Namun betapa senangnya dia begitu ia melihat sosok papa nya.
“papaaa!!!” ujar Dinda lalu memeluk papanya. “halo, Nak!” ujar papanya. Dinda melepaskan pelukannya.Ia memandang papanya. Papanya mengangguk.Ia lalu memegang tangan Dinda. Mereka berjalan dan terus berjalan kea rah sinar putih menyilaukan. Lama kelamaan sosok mereka mengecil. Dan akhirnya menghilang di ujung pusat sinar.
**
Sementara itu..
Tok tok tok. “Dinda, ayo bangun sayang! Udah siang” Mama Dinda berusaha membangunkan Brenda. “sayang?” ujarnya lagi. Karen tidak kunjung mendapat jawaban, akhirnya Mama Dinda memutuskan untuk masuk ke kamar Dinda.
Mama Dinda terhenyak. Ia kaget mendapati anaknya tergeletak di lantai dengan posisi miring. Ia segera menghampiri Dinda. “Nak bangun nak! Kamu kenapa?” Tak ada jawaban. Dengan gemetar ia membalik tubuh Dinda.
Betapa kagetnya mama Dinda begitu melihat darah keluar dari hidung Dinda. Segera ia memeriksa nafas Dinda. Seketika itu juga Mama Brenda menutup mulut dengan tangan. “Dindaaaaaaa!!! Bangun sayaaangggg jangan tinggalin mamaaaaaa” Mama Dinda histeris begitu mengetahui anaknya sudah tak bernyawa.
**
Rendy menatap kosong rumah Dinda. Rumah yang dulu penuh canda tawa nya bersama Dinda, kini penuh duka dan tangis. Terdengar isakan-isakan dari dalam rumah. Termasuk isakan Mama Dinda. Perlahan, ia memasuki rumah Dinda.
Rendy membeku. Perasaannya campur aduk. Ia tak mampu berjalan tak mampu bicara. Kini di hadapannya terbujur kaku tubuh Dinda. Tubuh itu kini dibalut gaun putih yang indah. Semakin memperlihatkan wajah manis pemiliknya.
Rendy memberanikan menatap wajah Dinda. Wajah yang dulu selalu ceria dan penuh tawa, kini pucat pasi. Namun satu yang tidak berubah. Seulas senyum manis menghiasi wajah Dinda yang kaku dan dingin itu.
Tak lama kemudian Mama Dinda keluar. Ia mengenakan baju berkerah warna hitam dan celana bahan hitam. Matanya terlihat sembab. Menunjukkan kalau ia benar-benar tidak berhenti menangis.
Di belakangnya ada Kak Agung. Ia mengenakan kos hitam polos dan celana jeans. Ia memegang tangan mama Dinda. Sepertinya ia menjaga Mama Dinda agar tidak roboh. Memang, Mama Dinda terlihat begitu lemas.
“pagi, tante” ujar Rendy seraya menyambut tangan Mama Brenda. “oh, Nak Rendy. Tunggu ya, Nak!” setelah berkata, Mama Dinda pergi naik ke lantai atas. Tak lama kemudian ia kembali dengan sebuah buku dan amplop yang tertempel di atasnya. Rendy ingat. Itu adalah buku yang ingin diserahkan Dinnda padanya kemarin. Ada apa ini? Pikirnya dalam hati.
“ini..apa tante?” ujar Rendy seraya mendapat buku itu. Mama Dinda menggeleng halus. “Dinda meminta tante untuk menyerahkan buku dan amplop itu ke kamu. Tante nggak membacanya kok. Karena tante yakin, ada sesuatu yang ingin disampaikan Dinda ke kamu” ujar Mama Dinda. Rendy hanya diam. Ia menatap buku itu dengan perasaan risau.
**
Pemakaman Dinda sudah selesai. Rendy tetap berada di tempatnya. Duduk bersila di dekat peristirahatan terakhir Dinda. Perlahan Rendy mengusap batu nisan yang bertuliskan nama Dinda. Setetes air mata jatuh dari mata Rendy.
“Din, kok lo tega sih sama gue? Kenapa lo tinggalin gue duluan?” ujar Rendy lirih. Ia menunduk. Berusaha menelan kesedihannya. Namun gagal. Kepergian Dinda begitu memukul perasaan Rendy. Tiba-tiba ia teringat barang-barang peninggalan Dinda. Ia mengambil buku milik Dinda beserta amplop dan secarik kertas dari dompetnya. Pertama ia ingin membaca surat dari Dinda.
Dear, Rendy.
Apa kabar, Ren? Gue harap lo baik-baik aja. Ren, gue pengen minta maaf kalo gue ada salah sama lo. Gue juga mau bilang makasih. Makasih karena lo udah mau jadi sahabat gue selama 1taon. Lo udah mau nemenin gue di saat gue butuh temen. Pertemuan kita di waktu MOS gak akan pernah gue lupain. Lo sahabat terbaik gue, Ren! Oiya, gue juga mau minta maaf karena gue udah nyembunyiin rahasia besar dari lo. Lo akan tau setelah lo baca buku harian gue. Gue juga mau lo nepatin janji lo di kertas yang wktu itu. Ren, gue yakin waktu lo baca ini gue udah tidur. Tidur yang panjang. Dan meski kita sudah ada di dunia yang berbeda, gue tetep anggep lo sahabat gue. Slamat tinggal, Billy. Jaga diri baik-baik ya. Gue titip Mama, Kak Agung, sama Serly :) Gue sayang sama lo. God bless.

Rendy melipat kembali surat itu dan memasukkan kembali ke dalam amplop. Ia diam sejenak. Memandangi tempat Dinda tertidur sekarang. Ia menarik nafas panjang lalu mulai membaca buku harian Dinda.
7 Agustus 2009Dear Diary. Hari ini adalah hari yang kurang menyenangkan. Pertama, gue ketabrak mobil. Setelah kejadian itu gue pingsan. Setelah itu gue Cuma denger suara bokap gue ngobrol sama dokter. Gue sengaja nggak buka mata biar gue bisa denger kelanjutannya. Dan lo tau apa, Ry? Kata dokter otak gue mengalami pergeseran. Sebagian besar syarafnya rusak dan nggak bisa dipakai. Mungkin aku akan sering sakit kepala. Bahkan hidupku nggak lama lagi. Setelah percakapan mereka aku baru membuka mata. Dan meski dokter belum mengijinkanku pulang, aku tetap memaksa papa untuk pulang. Dan jadilah aku pulang hari itu juga. Tak ku sangka tak ku kira. Aku dan papa mengalami kecelakaan yang menyebabkan papa meninggal. Setelah kejadian itu, aku berjanji tidak akan menceritakan keadaanku kepada siapapun. Cukup papa saja yang tau. Tuhan, beri aku kekuatan.
14 Oktober 2011Diarryyyy, nyebelin banget deh hari ini. Masa penyakitku kambuh di depan Rendy? Kan malu jadinya. Harus ngomong apa coba aku ke dia?? Huh! Oh iya, tadi waktu pisang aku bermimpi bertemu papa. Papa menyuruhku menceritakan keadaanku. Dan ia bilang waktuku tidak lama lagi. Apa maksudnya? Huh! Tapi mungkin benar, belakangan ini aku begitu merindukan semuanya. Aku rindu Rendy, Mama, Kak Agung, dan semuanya. Aku ingin bangun lebih pagi. Dan tidur lebih larut. Bahkan aku ingin tidak tidur untuk menikmati keindahan karya Tuhan. Ah, ada apa denganku? Tuhan, aku takut.
15 Oktober 2011Ry, hari ini Rendy aneh. Gak bisa dijelasin sih. Pokoknya ada yang aneh aja. Keliatan dari matanya. Huh, kayaknya apa yang aku takutin bakal kejadian deh. God, give me strength.
29 Oktober 2011Ry, aku dapet kabar. Ternyata Rendy udah pacaran sama Serly 2minggu. Dan selama itu juga dia ngejauh dari aku. Aku maklum kok. Mungkin dia hanya ingin menghormati ceweknya. Yah, dari dulu aku takut kalau Rendy punya jalan sendiri dan ninggalin aku. Tapi toh aku bukan siapa-siapanya. Jadi aku harus siap jika sewaktu-waktu hal itu terjadi. Rendy, gue gak marah kok sama lo. Gue tau lo tertekan deket sama gue terus. Gue bahagia kalo lo nemuin cinta lo. Gue tetep anggep lo sahabat terbaik gue.
30 Oktober 2011Ry, gue udah tau kabarnya dari mulut Rendy sendiri. Gue gak marah kok meski Rendy bentak gue. Gue tetep bahagia.
31 Oktober 2011Ry, tadi Rendy kelaperan. Gue beliin makanan deh. Gue seneng dia mau makan. Yah meski gue tau kalo dia ngira itu pasti dari Serly. Tapi gue udah cukup seneng bisa melakukan sesuatu buat dia.
2 November 2011Semuanya sudah selesai :)
Rendy menatap nanar buku harian Dinda. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Kini ia ingin membaca kertas yang ia tulis bersama Brenda.
Beberapa peraturan yang harus gue turuti :
• Gue bakal selalu mengucap syukur pada Tuhan
• Menikmati segala berkatNya
• Tidak mudah emosional
• Taat pada orang tua
• Tetap semangat belajar untuk mencapai apa yang gue mau
• Menjaga Serly, Kak Agung, dan Mama Dinda
• Selalu mengingat Dinda sebagai sahabat gue
• Selalu tau bahwa Dinda sayang gue
• Tidak terus larut dalam kesedihan saat Dinda pergi
• Mengingat dirinya yang pergi dalam damai

Air mata Rendy sudah tak terbendung lagi. Ia menangis sejadi-jadinya. Kini ia mengerti arti isi surat itu. Ternyata Dinda sudah tau bahwa ia akan pergi. Dan ia tetap ingin yang terbaik bagi dirinya. Tiba-tiba beberapa lembar foto terjatuh dari buku harian Dinda. Rendy memungutnya.
Ia kaget begitu melihat lembaran-lembaran foto itu. Itu adalah foto-foto mereka bersama. Ada saat mereka bermain ke dufan dulu. Saat wisata ke Jogja. Saat belajar di rumah. Semuanya terasa begitu indah saat itu. Sangat indah.
Rendy tersenyum. Pandangannya beralih ke batu nisan Dinda. Ia mengusapnya lagi. “lo tidur yang tenang ya, Din! Gue bakal jaga orang-orang yang lo titipin ke gue. Jangan lupain gue ya di sono” ujar Rendy. “gue juga sayang lo, Din!” ujar Rendy disertai air matanya.
Rendy bangkit berdiri. Ia beranjak pergi. Baru 3 langkah, ia berbalik. “lo pasti denger gue kan, Din?” ujar Rendy sambil tersenyum. Seketika itu ada angin. Angin yang begitu sejuk dan menenangkan. Dari situ Rendy yakin, bahwa Dinda mendengar semua ucapannya. Dengan hati lebih ringan ia berjalan pulang.
Slamat tinggal, Dinda! Sampai kapanpun lo tetep jadi sahabat gue da nada di hati guei wonder you will come back to me again. but i hope you always happy out there . HTD Corporation

 
Fell too Deep?
Need a Hand?